Eudaimonia dan Etika Polisi: Arahan Bijak Kapolda NTT dan Kapolres TTU

tribratanewsttu.com; Kefamenanu (12/6/25) – Dalam sebuah arahan yang sarat makna moral dan filsafati, Kapolres Timor Tengah Utara (TTU), AKBP Eliana Papote, S.I.K., M.M., menggarisbawahi pentingnya pedoman hidup yang seimbang dan berbudi luhur sebagaimana disampaikan oleh Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT), Irjen Pol. Rudi Darmoko, S.I.K., M.Si.
Suatu arahan yang tidak hanya menjadi pedoman teknis dalam pelaksanaan tugas kepolisian, tetapi juga mencerminkan dasar-dasar etika klasik yang mengakar dalam filsafat hidup baik atau eudaimonia.
Kapolres Eliana menekankan pentingnya "berbuat baik kepada diri sendiri" sebagai langkah awal menuju kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat.
"Berbuat baik bagi diri sendiri adalah tindakan sadar untuk merawat diri secara utuh baik fisik, mental, maupun rohani dan berupaya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain," ungkap Kapolres Eliana dalam arahannya.
Dalam pandangan filsafat Yunani kuno, khususnya ajaran Aristoteles, kehidupan yang baik (eudaimonia) tidak dicapai semata-mata melalui kebahagiaan lahiriah, tetapi melalui praktik kebajikan (arete); yakni tindakan-tindakan etis yang menumbuhkan kualitas manusia secara utuh.
Arah kebijakan ini sejalan dengan semangat tersebut: merawat tubuh, menjaga kesehatan mental, serta menghindari tindakan merugikan orang lain adalah bentuk nyata dari pengendalian diri dan kebijaksanaan praktis (phronesis).
Senada dengan itu, Kapolda NTT Irjen Pol. Rudi Darmoko menegaskan pentingnya rasa syukur sebagai sikap dasar yang membentuk ketahanan moral dalam menjalankan tugas.
Dalam arahannya yang disampaikan melalui Zoom Meeting kepada seluruh jajaran Polda NTT pada 11 Mei 2025, beliau menyampaikan:
“Kita harus bersyukur atas apa yang kita terima, dan jangan membandingkan dengan apa yang orang lain dapatkan. Salah satu wujud cara bersyukur adalah dengan membandingkan kondisi kita saat ini dengan sebelumnya.”
Pernyataan ini mencerminkan nilai-nilai stoikisme, yang mengajarkan agar manusia lebih fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan termasuk bagaimana kita merespons keadaan hidup kita daripada membandingkan diri dengan orang lain yang berada di luar kendali kita.
Dari sudut pandang etika profesi, arahan ini juga memiliki dimensi praksis yang kuat dalam menjaga integritas, menghindari penyalahgunaan wewenang, dan memelihara etika dalam tugas-tugas kepolisian adalah bentuk arete modern dalam konteks pengabdian kepada masyarakat dan negara.
Dengan demikian, arahan Kapolda NTT dan Kapolres TTU bukan sekadar himbauan moral biasa, melainkan ajakan untuk merenungkan dan menerapkan filsafat hidup yang berbudi, seimbang, dan bertanggung jawab di tengah tantangan tugas sebagai aparat negara, untuk tetap teguh dalam pelayanan dan tetap manusiawi dalam pengabdian. **wm**