Jumat Curhat Polres TTU: Meruntuhkan Sekat, Membangun Kepercayaan di Kampung Peaboko
Program Jumat Curhat Polres TTU di Kampung Peaboko menunjukkan komitmen Polri untuk hadir lebih dekat dengan masyarakat melalui dialog terbuka dan humanis. Kegiatan ini memperkuat kemitraan polisi–masyarakat dalam menjaga keamanan, serta mendapat apresiasi dari Camat Kota Kefamenanu sebagai langkah efektif membangun kepercayaan dan ketertiban bersama.

Tribratanewsttu; Kefamenanu (13/10/25) - Suasana santai penuh keakraban terasa di Kampung Peaboko, Kelurahan Kemenanu Utara, saat warga berdialog langsung dengan jajaran Kepolisian Resor (Polres) Timor Tengah Utara (TTU), Jumat (10/10). Momen ini terangkum dalam program "Jumat Curhat", sebuah inisiatif yang mengubah cara pandang masyarakat terhadap institusi kepolisian, dari yang terkesan formal menjadi mitra yang siap mendengar.
Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Wakapolres TTU, Kompol Jemy Oktovinaus Noke, menjadi bukti nyata komitmen Polri untuk hadir lebih dekat dengan masyarakat. Forum ini menjadi sebuah wadah otentik bagi warga untuk menyuarakan isi hati, usul, dan saran terkait berbagai aspek tugas kepolisian, mulai dari pelayanan, penegakan hukum, hingga upaya-upaya pencegahan demi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas).
Wakapolres TTU menegaskan bahwa setiap aspirasi warga adalah prioritas.
"Kami akan mendengarkan usul saran yang dari bapa mama semua. Apa yang baik bagi bapa mama, tentu baik bagi kami. Semua yang disampaikan tentu akan bermanfaat bagi kita semua. Mari kita saling mendukung," ucap Kompol Jemy membuka dialog.
Jumat Curhat merupakan bagian dari strategi Perpolisian Masyarakat (Polmas) atau "Community Policing" yang digalakkan Polri secara nasional. Tujuannya adalah mentransformasi hubungan polisi-masyarakat menjadi sebuah kemitraan sejati.
Camat Kota Kefamenanu, Melkianus Kono, S.STP yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Polri khususnya Polres TTU. Menurutnya peran Polri sangat vital dalam segala aspek penyelenggaraan bangsa dan negara.
“Kami sangat mengapresiasi program Jumat Curhat ini. Melalui kegiatan seperti ini, masyarakat merasa lebih dekat untuk menyampaikan apa yang dirasakan. Polri adalah mitra yang selalu hadir di tengah warga. Ini adalah bentuk nyata pelayanan yang humanis,” ujar Melkianus Kono.
Beberapa program yang sejalan kegiatan ini meliputi Optimalisasi Bhabinkamtibmas sebagai petugas Polri yang menjadi "ujung tombak" di tingkat desa/kelurahan. Adapun Patroli Dialogis dengan menerapkan dialog aktif antara petugas patroli dengan warga dalam menyerap informasi penting tentang kamtibmas dalam suatu lingkungan masyarakat.
Dengan mendengar "curhatan" warga, polisi dapat mengidentifikasi akar masalah sosial atau potensi konflik sebelum membesar. Ini adalah pergeseran dari paradigma reaktif (menunggu laporan) menuju proaktif-preventif (menjemput masalah).
Setiap dialog yang tulus dalam forum seperti Jumat Curhat adalah investasi untuk membangun modal sosial. Keamanan yang hakiki tidak hanya lahir dari penegakan hukum yang tegas, tetapi dari rasa saling memiliki dan tanggung jawab bersama antara aparat dan masyarakat.
Kegiatan di Kampung Peaboko Kefamenanu adalah sebuah potret kecil dari perubahan besar yang sedang diupayakan. Jumat Curhat adalah bukti bahwa keamanan dan ketertiban paling efektif dijaga bukan dengan senjata, melainkan dengan hati yang mau mendengar dan tangan yang siap merangkul.**wm**